Senin, 09 Desember 2013

IMANENSI DAN TRASENDENSI



Laporan bacaan

Nama              : Intania Zendrato

Semester         : III-PAK

Mata Kuliah : Eksposisi Perjanjian Baru

Dosen             : Mp. Aritonang. MT,h

Judul buku     : Theologia Kristen

Karangan        : Millard J Ericson vol 3 

I. INTISARI BUKU

A.    Dekat, Jauhnya Allah (Imanensi Dan Trasendensi )

1.      Imanensi

Kodrat Allah adalah sepasang konsep yang secara tradisional disebut sebagai trasendensi dan imanensi Allah. Kedua konsep ini merujuk kepada hubungan Allah dengan dunia yang diciptakanNya. Kedudukan Allah berhubungan dengan semesta alam ciptaanNya itu, maksudnya, sampai sejauh mana Dia hadir dan aktif di dalam semesta alam (imanensi) bertentangan dengan ketidak-hadiran dan penyimpanan-Nya dari alam semesta (trasendensi). Kedua gagasan alkitabiah ini harus dijaga keseimbangannya. Dalam hal ini keduanya adalah sama dengan kasih dan keadilan Allah, yaitu karena pengertian yang benar tentang yang satu diperoleh pada saat kita memandangnya dari sudut pandang yang lainnya.

Kalau salah satu terlalu di tekankan sehingga merugikan yang satunya maka hilanglah konsepsi teistis ortodoks. Kalau imanensi di tekankan secara berlebihan kita kehilangan konsepsi tentang Allah yang berkepribadian. Sedangkan kalau transendensiNya yang di tekankan secara alkitabiah, kita akan kehilangan pengertian tentang Allah yang aktif. Kedua konsep ini melibatkan berbagai sifat kebesaran dan kebaikan Allah. Diakui bahwa beberapa sifat Allah itu lebih cenderung menunjukkan transendensiNya, sedangkan yang lain lebih cenderung menunjukkan imanensiNya. Namun, pada umumnya transendensi dan imanensi hendaknya dianggap sebagai petunjuk bahwa dengan segala sifatNya, Allah berhubungan dengan dunia ciptaanNya.





B.     Dasar Alkitabiah

Imanensi adalah kehadiran dan aktifitas Allah dalam alam semesta ini, dalam watak manusia, dan dalam sejarah. Yeremia 23:24 menekankan kehadiran Allah di seluruh semesta alam ini. Kisah-kisah penciptaan dalam kitab Kejadian, tentu saja, sangat menonjolkan ketrlibatan Allah dalam menciptakan alam semesta ini. Dalam Kejadian 2:7 “bahwa Allah menghembuskan napas hidup ke dalam manusia dan manusia menjadi makhluk yang hidup”. Yang di tekankan dalam ayat ini bahwa Allah aktif bekerja dalam alam semesta ini. Dia adalah Allah atas alam atau hukum alam.



 Teologi Kematian Allah

Proses ini dilengkapi di dalam diri Yesus. Dengan lahirnya Yesus Kristus di dunia, Allah secara tetap menjadi bagian dari dunia ini. Dengan demikian, kematian Allah merupakan semacam tindakan bunuh diri Allah yang ada sejak dahulu kala itu, yaitu dengan sukarela melepaskan statusNya yang paling mendasar. Allah tidak lagi mempunyaio keberadaan yang terpisah dari manusia. Dengan datangNya Yesus, mulailah sebuah proses pembaruan sifat ilahi, sehingga sekarang terdapat di dalam hidup manusia.

Dalam Alkitab Imanensi ilahi yang diajarkan terbatas namun mengandung berbagai implikasi:

1) Allah tidak terbatas kepada cara bekerja secara langsung untuk mencapai maksudNya

2) Allah dapat saja memakai orang/organisasi yang tidak secar` terus terang bersifat Kristen

3) Kita harus menghargai semua yang telah diciptakan oleh Allah

4) Kita dapat belajar sesuatu tentang Allah dari ciptaanNya

5) Imanensi Allah berarti ada titik-titik di man injil dapat menyentuh seorang yang belum percaya.







2. Transendensi

Hubungan Allah dengan dunia adalah transendensiNya.

 Dasar Alkitab

       Transendensi merupakan tema khusus kitab Yesaya. Dalam pasal 55:8-9 kita membaca bahwa pikiran Allah jauh melebihi pikiran manusia. Dengan demikian, transendensi Allah di atas kita harus dipahami tidak sekedar dalam arti kebesaranNya,kuasaNya dan pengetahuanNya, tetapi juga dalam arti kebaikan, kekudusan, dan kemurnianNya.

Beberapa hal terkait dalam doktrin transendensi Allah yang akan mempengaruhi beberapa keyakinan dan tindakan kita:

·         Allah lebih tinggi dari manusia

·         Allah tidak mungkin dapat dijelaskan sepenuhnya menurut konsep manusia

·         Keselamatan kita bukanlah prestasi kita

·         Senatiasa aka nada perbedaan di antara Allah dan manusia

·         Rasa hormat merupakan sikap yang tepat dalam hubungan kita dengan Allah

·         Kita akan senantiasa mengharapkan tindakan Allah yang benar-benar Transenden



II. tanggapan saya

Buku ini setelah saya baca merupakan suatu ilmu yang baru bagi saya dalam theologi kristen. Dimana ada dua eksistensi Allah yaitu dekat dan jauhnya Allah(imanensi dan trasedensi). Penulis memberi perbandingan jika salah satu dari kedua hal ini ditekankan maka akan merugikan yang satu. Menurut saya salah satu dari keduanya, baik imanensi maupun trasedensi tidak perlu ditekankan. Karena keduanya dapat kita pahami sebagaimana Allah itu dekat atau jauh kepada dunia dan ciptaannya. Saya setuju dengan pendapat penulis kesimpulan atau hal-hal yang terdapat dalam imanensi dan trasedensi Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar