PRESENTASE
Nama
:
Intania Zendrato
Semester
: VII(7)
Mata
kuliah : Manajemen Pendidikan
Dosen
: Uli Saut P. Nainggolan
Buku
: manajemen pendidikan
Pengarang
: Prof. DR. Made Pidarta
Manajemen
pada aspek personalia dan informasi
A.
Manajemen
pada aspek personalia(management by people)
Personalia adalah semua anggota
organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan
yang sudah ditentukan. Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru,
para pegawai, dan para wakil siswa/mahasiswa. Personalai ini ditangani oleh
para manajer agar aktivitas mereka dapat dipertahankan dan semakin meningkat.
1. Manfaat
manajemen personalia
Manajemen personalia ialah bagian
manajemen yang memperhatikan orang- orang dalam organisasi, yang merupakan
salah satu sub sistem manajemen. Perhatian terhadap orang-orang itu mencakup
merekrut, menempatkan, melatih,
mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan mereka yang dikatakan
sebagai fungsi manajemen personalia. Serta pembentukan staf dan penilaian,
melatih dan mengembangkan, memberikan kesejahtaraah uang dan layanan,
memperhatikan kesehatan dan keamanan, memperbaiki antar hubungan, merencanakan
personalia dan mengadakan penelitian personalia. Jai yang harus di perhatikan
oleh manajer ialah segala sesuatu yang menyangkut personalia, mulsi
merencanakan, merekrut, menyeleksi, meneliti untuk perbaikan, sampai dengan
memberhentikan atau memberi pensiun kepada para petugas. Pelaksana pendidikan
perlu di perhatikan karena ia merupakan kunci keberhasilan pendidikan,
orang-orang dalam organisasi pendidikan merupakan penentu keberhasilan atau
kegagalan pendidikan. Sebab walaupun sumber pendidikan yang lain lengkap
misalnya dana mencukupi, media lengkap, bahan pelajaran tersedia, sarana dan
prasarana baik, lingkungan belajar kaya, tetapi pelaksana-pelaksana pendidikan
tidak berkompetensi dan tidak berdedikasi belum tentu tujuan pendidikan akan
tercapai. Tidak banyak siswa atau mahasiswa mampu belajar sendiri tanpa guru/dosen.
Sebaliknya bila personalia pendidikan berkompeten dan dedikasi yang baik walaupun
sumber-sumber pendidikan yang lain kurang atau beberapa darinya tidak tersedia,
para pelaksana pendidikan akan tetap melaksanakan tugasnya dengan inisiatif dan
kreativitas mereka akan membawa siswa/mahasiswa ke dalam proses belajar yang
relatif baik. Jadi peranan manajer memajukan organisasi sekaligus memperhatikan
dan memajukan personalia, keduanya harus dimajukan bersama.
2. Perencanaan
personalia
Pendekatan dalam perencanaan
pendidikan yaitu tuntutan sosial, ketenagakerjaan, biaya-keuntungan, ekonomi.
Yang direncanakan oleh para manajer dalam hubungan personalia ini ialah :1)
berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh organisasinya,2) berapa macam
keterampilan yang dibutuhkan dan berapa orang setiap jeni keterampilan,
begitupula macam keahlian apa saja dan berapa dibutuhkan untuk setiap jenis
keahlian,3) upaya menempatkan mereka pada pekerjaan yang tepat untuk jangka
waktu tertentu, dengan harapan dapat memajukan dan memberi keuntungan yang
optimal baik kepada organisasi maupun kepada setiap anggota. Untuk memenuhi
tuntutan tenaga kependidikan yang belum memenuhi syarat para manajer perlu
merencanakan program pengembangan mereka yng dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti studi lagi, pertemuan-pertemuan ilmiah, melengkapi kepustakaan.
Untuk menempatkan tenaga yang cocok pada pekerjaan tertentu perlu manajer
bersikap selektif dan obyektif. Selektif artinya kompetensi para petugas perlu
diteliti dan bagi yang baru perlu di tes macam kompetensinya. Kemudian
ditempatkan secara obyektif tanpa pandang teman, family, atau kelompok.
Komponen-komponen perencanaan dalam segi personalia ialah tujuan, perencanaan,
organisasi, pendataan personalia, menafsirkan kebutuhan personalia, dan program
tindakan. Tujuannya mencakup kompetensi-kompetensi beserta jumalahnya, dan cara
menempatkan dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan personalia berupaya untuk
meningkatkan produksi pendidikan serta menyesuaikan serta memberikan sesuatu
yang baru kepada konsumen. Pendataan personalia ialah pengumpulan data tentang
personalia dan menganalisisnya biasanya untuk jangka waktu satu tahun dan
kemudian dibandingkan informasi personalia pada organsasi sejenis. Perbandingan
ini untuk memberi gambaran kepada manajer bagaimana keadaan personalianya,
bagian mana personalia perlu ditambah dan dtingkatkan kemampuannya serta
kompetensi mana yang salah tempat.
Sesudah kebutuhan
personalia ditafsirkan atau ditentukan barulah menentukan program tindakan yang
berisi keterampilan dan pendekatan yang dipakai untuk mewujudkan tujuan
perencanaan personalia.
3. Pengembangan
personalia
Sebagai suatu organisasi yang bertumbuh,
lembaga pendidikan selalu membutuhkan perhatian kedalam yaitu terhadap dirinya
sendiri yang tertuju kepada usaha mempertahankan kelansungan hidup, peningkatan
dan agen pembaharuan. Salah satu aktivitas untuk mencapainya dengan jalan
melakukan pengembangan personalia pendidikan. Hal ini untuk mencegah pemakaian
pengetahuan yang sudah usang dan pelaksanaan tugas yang ketinggalan zaman.
Tujuan latihan dan pendidikan personalia 1)untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas output, 2) merealisasi perencanaan personalia,3) meningkatkan moral
kerja,4) meningkatkan penghasilan/kesejahteraan, 5) meningkatkan kesehatan dan
keamanan,6) mencegah ketuaan,7) untuk mengemabangkan personalia. Pengembangan
kepribadian Pancasila adalah merupakan pengembangan tingkat dasar sebab ia
mendasari semua pengembangan di atasnya.
4. Antar
hubungan personalia
Antar hubungan organisasi berkaitan
dengan iklim organisasi. Iklim organisasi ialah karakteristik organisasi
tertentu yang membedakannya dengan organisasi yang lain yang dapat mempengaruhi
perilaku para anggotanya. Iklim organisasi adalah perluasan konsep moral kerja,
bila moral kerja hanya menyangkut sikap individu atau kelompok dalam bekerja
maka iklim mencakup praktek, tradisi dan kebiasaan bekerja dalam organisasi.
Williams berpendapat iklim organisasi perlu diperhatikan karena ia menyangkut
produktivitas dan kenamusiaan. Mudah dipahami bahwa produktivitas pendidikan
ditentukan oleh praktek dan tradisi/kebiasaan bekerja personalianya. Bila
personalianya memiliki kebiasaan bekerja secara efektif dan efesien akan dapat
meningkatkan produktivitas sebaliknya jika mereka memiliki kebiasaan bekerja
secara santai dan kurang cermt akan merugikan organisasi. Memperhatikan dan
membina iklim organisasi berarti sekaligus menjunjung martabat para personalia
sebagai manusia.sebab memperbaiki iklim organisasi akan mengembangkan sikap sosial, toleransi, menghargai pendapat oranglain,
bekerjasama menyelesaikan masalah dan sebagainya. Semua perilaku ini adalah
cermin dari cara bekerja yang baik, bila dipertahankan maka ia akan menjadi
kebiasaan bekerja. Lalu terciptalah iklim organisasi yang baik.
5. Penilaian
dan promosi
Penilaian
dilakukan secara sistematis terhadap perfoman personalia dan potensi mereka
untuk berkembang. Penilaian perfoman mencakup prestasi kerjam cara bekerja, dan
pribadi mereka. Sedangkan penilaian terhadap potensi untuk berkembang mencakup
kreativitas dan hasil belajar atau kemampuan mengembangkan profesi/karier.
Penilaian dimanfaatkan sebagai bahan untuk merkrut, menyeleksi, menempatkan,
dan mengembangkan. Untuk memudahkan pekerjaan manajer yang menyangkut personalia,
dibuatlah kartu pribadi yang berisi
indetitas anggota, dapat diisi setiap tahun sehingga mudah melihat
kemajuan/kemunduran seseorang dalam profesi/kariernya. Dengan ini manajer lebih
mudah untuk memindahkan, mempromosikan, atau mempesiunkan seseorang.
6. Kesejahteraan
Kesejahteraan personalia perlu
diperhatikan, sebab gaji mereka pada umumnya hanya cukup untuk hidup sederhana,
ia merupakan salah satu faktor penentu produktivitas dikalangan para guru. Ini berarti jika
pendapatan mereka kecil maka produktivitas di sekolah juga akan kecil, demikian
sebaliknya. Maka sudah pada tempatnya para manajer turun tangan untuk
mengurangi beban hidup mereka, dengan cara mengusahakan kesejahteraan.
7. Penelitian
personalia
Bila meningkatkan aspek-aspek organiasi
dengan informasi(analisis data) akan memberikan hasil yang lebih baik daripada
meningkatkannya hanya dengan perenungan atau seminar walaupun dilakukan oleh
orang banyak. Macam penelitian yang dilakukan dalam pendidikan, kebanyakan
penelitian terapan, contoh penelitian ini ialah model pembinaan personalia yang
cocok diterapkan di sekolah-sekolah dan yang cocok diterapkan di perguruan
tinggi, mana yang lebih tepat dilaksanakan di perguruan tinggi apakah staf atas
dasar profesi atau dasar pilihan, mana yang lebih menguntungkan pendidikan di
antara sistem prestasi kerja atau sistem penggajian. Hal-hal yang ditekankan
dalam penelitian khusus bagi kepentingan manajemen ialah keahlian dan
keterampilan manajer, peningkatan program-program pengembangan manajer,
perbaikan teknis informasi, dan profesi organisasi manajer.
B.
Manajemen
pada aspek informasi(management by information)
a) Informasi
Istilah yang berbaur dengan istilah
informasi yaitu desas-desus, opini/pendapat, fakta, datadan berita/kabar.
Kriteria yang dijadikan bahan informasi ialah: relevan, lengkap/mendetail,
baru, sesuai dengan tempat dan tidak melanggar efesiensi kerja. Data yang
ditemukan harus relevan dengan masalah yang akan ditangani. Informasi juga
harus memiliki sifat-sifat berikut: integratif, untuk jangka waktu tertentu, cukup mendetail, dan berorientasi
kepada masa yang akan datang.maka informasi digunakan untuk bahan mengambil
keputusan oleh para manajer. Keputusan itu mencakup tiga hal yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan kontrol/pengawasan.
b) Informasi manajemen secara sistem
IMS adalah unit kerja dalam organisasi
besar atau subnit kerja dalam organisasi yang kecil yang khusus menangani
berita untuk keperluan para manajer. Yang bertugas untuk mengumpulkan berita
dan memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajer. Bila misalnya dalam
suatu sekolah IMS tidak ada oleh karena beberapa hal maka ia bisa ditangani
oleh seorang guru yang menangani urusan kerumahtanggaan sekolah dibantu oleh
beberapa guru lain. Secara terinci tujuan IMS ialah untuk meningkatkan
manajemen yang didasarkan kepada berita setempat-setempat/sepotong-potong,
intuisi, dan pemecahan masalah yang terisolasi kepada manajemen yang didasarkan
kepada informasi secara sistem, pemrosesan data secara sempurna dengan alat
yang canggih, dan pemecahan masalah secara sistem. IMS suatu badan yang
memiliki bagian-bagian yaitu: pengumpulan data, penyimpan data, pemroses, dan
pemogram. Instrumen yanf dipakai untuk mengambil data ialah observasi, laporan
lisan, dan statistik. Diantara instrumen diatas yang dapat mengambil data
secara mendalam ialah observasi dan laopran lisan. Sebab dengan observasi
pengambilan data dapat mengamati
langsung segala perilaku positif dan negatif personalia atau kasus tertentu yang
dapat dicatat oleh pengobservasi yang mungkin saja setidaksepengatahuan yang
bersangkutan. Keistimewaan laporan lisan ialah ia juga dapat mencapai hal-hal
yang bersifat pribadi atau rahasia
karena ia mirip dengan proses interview. Sementara laporan tertulis dan
statistik dapat diambil begitu saja pada bagian statistik. Adapun pendekatan
IMS yang dikutip oleh Blumenthal : pendekatan unit organisasi(setiap unit kerja
dalam lembaga memiliki IMS sendiri-sendiri. Mis di perguruan tinggi maka tiap
falkutas memiliki IMS sendiri),
pendekatan dari atas kebawah(hanya
mementingkan kebutuhan atasan(manajer) kebutuhan para bawahan dinomorduakan,
pendekatan pengumpulan data(semua data yang relevan harus terkumpul tentang
nanti ada data yang tidak terpakai itu nomor dua), pendekatan bank data(agar data
terkumpul pada suatu tempat tertentu walaupun belum dipakai, mementingkan data
daripada informasi), pendekatan terpadu kemudian(mengumpulkan data sedikit demi
sedikit didesain dann diproses diimplementasi sesuai kebutuhan bila kurang memuaskan maka data akan
dikumpulkan lagi), pendekatan terpadu sekarang atau pendekatan sistem( memulai
aktivitasnya dengan pembentukan kerangka kerja, tentang apa yang ingin
ditangani dengan bantun informasi kemudian di deskripsikan barulah IMS
mengumpulkan data yang relevan dan memprosesnya menjadi informasi.
c) Pengawasan/kontrol
Mengawas atau kontrol dilakukan agar perilaku
personalia organisasi mengarah ketujuan organisasi, bukan untuk tujuan
individual, agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara rencana dan
pelaksanaan. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kontrol
: tertuju kepada srategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan,
kontrol harus menggunakan umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai
tujuan, harus fleksibel dan resposif terhadap perubahan-perubahan kondisi dan
lingkungan, cocok dengan organisasi, merupakan kontrol diri sendiri, bersifat
langsung yaitu pelaksanaan kontrol di tempat pekerja, memperhatikan hakikat
manusia dalam mengontrol para petugas pendidikan. Strategi kontrol yang perlu
diperhatikan oleh manajer ialah kontrol itu hendaknya dijelaskan dalam kebijakan
atau peraturan, desain organisasi formal harus jelas, unit personalia berfungsi
dengan baik, memiliki dan memberi hadiah, anggaran belanja, pemakaian teknik
yang tepat. Sasaran kontrol itu ialah perilaku personalia dan pencapaian tujuan
pendidikan. Perilaku personalian menyangkut seleksi, penempatan,
pengembangan/latihan, cara kerja(metode,biaya,waktu), moral kerja,pribadi,
gaji/kepangkatan sampai dengan kesejahteraan. Sedangkan tingkat pencapaian
tujuan mencakup kuantitas dan kualitas.
d) Pengawasan/kontrol internal dan
eksternal
Contoh kontrol internal yang dilakukan
manajer ialah kontrol dalam tiap-tiap sekolah baik taman kanak-kanak, SD maupun
SMP. Masing-masing kepala sekolah melakukan kontrol terhadap proses pendidikan
atau cara kerja/perilaku guru dan hasil pendidikan di sekolah. Kontrol
eksternal ialah kontrol yang dilakukan oleh badan tersendiri di luar lembaga
pendidikan.
Badan pemeriksa Keuangan dan
Pembangunan(BPKP) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan
Kebudayaan(BP3K) adalah dua contoh badan yang melakukan kontrol secara
eksternal terhadap sekolah-sekolah.
Mereka akan memeriksa perilaku
personalia pendidikan dalam dalam melakukan tugasnya antara lain pencapaian
target pendidikan, metode kerja yang dipakai lengkap dengan bukti-buktinya,
cara mengelola/memakai dana, ketepatan waktu, moral kerja dan sebagainya. Data
ini mereka bawa ke kantor kenudian di periksa apa kelemahan dan kemajuan
pendidikan sebagai bahan memperbaiki program.
e) Pengawasan kontrol petugas(built in
kontrol)
Pengawasan melekat ialah pengawasan yang
terjadi di tempat bekerja, oleh unit, atau petugas bersangkutan secara kontinu.pengawasan
ini ada pada petugas masing-masing, pekerjaan dan kontrol berjalan
bersama(kontrol melekat). Bila lembaga pendidikan ingin mengadakan kontrol
melekat, maka kewajiban manajerlah yang menciptakan struktur organisasi yang
mengandung kontrol, suatu mekanisme kerja lengkap dengan dengan alat
kontrolnya. Misalnya mekanisme kerja para pegawai/sekolah/perguruan tinggi dan
kantor pendidikan dapat dibuat dengan menjabarkan deskripsi tugas masing-masing.
Dengan demikian diharapkan tidak ada pegawai yang bermain-main atau santai pada
jam-jam kerja. Kontrol akan berhasil bila memenuhi syarat-syarat berikut:
personalia mengerti akan makna pengawasan/kontrol, personalia berpatisipasi
dalam kontrol, kontrol bersifat fleksibel, kontrol mencakup umpan balik, ada
kejujuran dalam melakukan kontrol. Contoh kontrol melekat dalam usaha
menertibkan perkuliahan di perguruan tinggi, aturan- aturan yang harus dipatuhi
sebagai alat kontrol: kulaih 16 kali, mahasiswa diharapkan hadir minimum 75%,
mata kuliah 4 sks, tugas laporan bacaan dan makalah, nilai di potong apabila
tugas telat.
Kesimpulan
: dari
kedua pembahasan di atas yaitu aspek personalia dan informasi jika diterapkan dalam lembaga pendidikan sesuai
dengan struktur yang ada, maka akan sangat mempengaruhi kemajuan dan
perkembangan lembaga pendidikan tersebut. Bukan hanya dalam lembaga pendidikan
namun dalam perusahaan sistem ini pun dapat digunakan. Dalam ha ini manajer
memiliki peranan terpenting untuk mengelola, mengontrol, mengarahkan jalannya
manajemen yang sedang digunakan.